JAKARTA,jabarplus.id- Menteri Dalam Negeri (Mendagri ) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (Pemda ) lebih proaktif dalam mendata dan menginventarisasi kegiatan masyakat selama Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Hal itu dilakukan agar pemerintah berfokus pada keselamatan transportasi dan peningkatan kewaspadaan di daerah rawan menjelang perayaan nataru.
“Kita meminta dari daerah-daerah untuk persiapan masing-masing,” kata Tito dilansir dari antaranews, Sabtu (23/11).
Tito Karnavian lebih menekankan setiap aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerawanan perlu diatur dengan baik dan terkoordinasi.
Menurutnya, langkah ini penting agar dapat meminimalkan risiko dan memastikan keselamatan maupun kenyamanan semua pihak.
Eks Kapolri itu juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap moda transportasi laut, terutama mengenai kewajiban pengelola kapal dalam menyediakan pelampung keselamatan (life vest).
Hal itu bertujuan untuk mengurangi potensi korban jiwa yang dapat timbul akibat kecelakaan di laut. Sebagai langkah tindak lanjut, pihaknya akan mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait hal tersebut.
“Kami juga akan memberikan Surat Edaran, Bapak Menteri Perhubungan dan jajaran polisi dan TNI yang ada unsur laut dan perairannya untuk mengingatkan para syahbandar untuk wajib pengelola kapal, transportasi kapal, termasuk kapal rakyat, itu menyiapkan life vest, pelampung. Rata-rata yang selamat adalah menggunakan pelampung,”lanjutnya.
Tito juga menekankan tentang kebijakan maskapai penerbangan yang meningkatkan harga tiket hingga mencapai tingkat maksimal pada puncak musim liburan.
Ia mengingatkan bahwa hal tersebut dapat menimbulkan keluhan dari masyarakat dan berpotensi mendorong inflasi.
Oleh karena itu, ia meminta Kementerian Perhubungan untuk memastikan harga tiket tetap terjaga dan terkendali.
“Terutama rute-rute ke daerah-daerah tempat liburan dan masyarakat yang akan pulang kampung untuk ber-Natal di daerah yang mayoritas umat Kristiani,”tuturnya.
Dia juga menekankan pentingnya pengelolaan kerumunan di lokasi-lokasi yang sering dipenuhi kegiatan masyarakat, terutama di kawasan wisata seperti Bali dan pantai-pantai yang memiliki tingkat risiko tinggi.
Kerja sama antara pihak kepolisian dan pemerintah daerah dianggap sangat penting untuk mencegah terjadinya tragedi serupa dengan insiden penumpukan massa yang terjadi di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, pada tahun 2022 lalu.
“Terutama yang (kegiatan) massal. Massal ini harus diidentifikasi betul oleh semua daerah, dan kemudian betul-betul diatur flow-nya. Ini kita tahu nanti di Ancol itu biasanya 300 ribuan, tapi sudah terbiasa. Template-nya di kepolisian sudah paham. Tapi beberapa daerah, mungkin akan terjadi penumpukan-penumpukan,”jelasnya.
Untuk mengantisipasi potensi kerawanan, ia mendorong para kepala daerah untuk menyelenggarakan rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), guna mengidentifikasi serta mengatasi masalah yang khas di setiap wilayah.
Selain itu, dipastikan bahwa persediaan bahan pangan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) tetap terkendali, sehingga tidak akan terjadi kelangkaan atau lonjakan harga yang signifikan.
Pendekatan yang menyeluruh ini diharapkan dapat menjamin keselamatan, kelancaran transportasi, dan kenyamanan bagi masyarakat selama perayaan Nataru.
“Mereka melaksanakan rapat mengidentifikasi kerawanan khas daerah masing-masing dan setelah itu nanti kita akan monitor mana daerah yang melaksanakan mana yang tidak,” pungkasnya.