Jabarplus.id- Jelang Pilkada Kabupaten Bogor 2024, Koalisi Indonesia Maju (KIM) menghadapi ancaman “pecah kongsi.”.
Meskipun Partai Golkar dan Partai Gerindra sebelumnya menunjukkan solidaritas dalam memenangkan Prabowo-Gibran pada Pemilu 2024.
Pengamat Politik dari LS Vinus Yusfitriadi menilai kedua partai ini kini harus bersaing ketat dalam Pilkada Kabupaten Bogor.
Baca juga : https://www.jabarplus.id/rudy-susmanto-ditunjuk-gerindra-untuk-calon-bupati-bogor/
Pasalnya, masing-masing partai telah menetapkan kader terbaiknya sebagai calon bupati. Jaro Ade dari Partai Golkar dan Rudi Susmanto dari Partai Gerindra telah resmi ditugaskan oleh DPP partai mereka.
“Dengan terungkapnya calon bupati dari kedua partai besar ini, dinamika politik dan peta pertarungan Pilkada Kabupaten Bogor semakin jelas,”ucapnya.
Berikut adalah beberapa dampak politik yang diprediksi akan muncul:
1. Potensi Pertarungan Head to Head
Dengan pecahnya KIM, Pilkada Kabupaten Bogor berpotensi diikuti hanya oleh dua pasangan calon. Hal ini disebabkan oleh ketidakmungkinan adanya pasangan calon dari jalur perseorangan dan konsentrasi partai politik lain yang hanya mengincar posisi kedua kekuatan utama tersebut.
2. Perebutan Calon Wakil Bupati
Dengan Jaro Ade dan Rudi Susmanto sebagai calon bupati, perhatian kini beralih pada siapa yang akan menjadi calon wakil bupati masing-masing.
Persaingan di antara nama-nama seperti Elly Yasin, Rike Iskandar, Sulhajji Jompa, Agus Salim, dan Ade Wardana akan semakin intens, baik dalam hal dukungan partai politik maupun modal finansial. Elly Yasin dan Agus Salim adalah nama-nama yang sudah diusung secara jelas oleh partainya.
3. Eskalasi Politik yang Semakin Panas
Pertarungan head to head dipastikan akan meningkatkan suhu politik. Ketegangan ini akan terlihat baik dalam proses pendaftaran calon maupun kampanye, terutama karena sebelumnya Partai Golkar dan Partai Gerindra selalu berkoalisi.
4. Perang Isu dan Opini
Dengan peta pertarungan yang semakin jelas, masing-masing pihak akan mulai meluncurkan berbagai isu dan opini.
Hal ini dapat menyebabkan polarisasi di masyarakat, sehingga penting bagi pemilih untuk bijak dalam menyaring informasi.
5. Pengkondisian Struktur Negara
Potensi kecurangan dan masalah administratif dari Pemilu 2024 dapat tercermin dalam Pilkada.
Terlebih lagi, dengan adanya kandidat yang merupakan “putra mahkota” dari presiden terpilih dan berdomisili di Kabupaten Bogor, pengkondisian struktur negara seperti kepala desa, camat, dan penyelenggara pemilu bisa terjadi.
“Meskipun saat ini Jaro Ade dan Rudi Susmanto hanya memegang surat tugas, kepastian mereka sebagai calon bupati maupun wakil bupati bergantung pada rekomendasi resmi dari DPP atau gabungan partai politik,”ucapnya,Selasa (16/7).
Baca juga : https://www.jabarplus.id/pasca-viral-di-mk-bawaslu-kabupaten-bogor-bakal-awasi-ketat-tps-di-desa-cileuksa/
Dengan waktu yang tersisa sekitar satu bulan setengah, dinamika politik bisa berubah kapan saja.
“Publik akan terus menantikan kejutan-kejutan yang mungkin muncul menjelang Pilkada Kabupaten Bogor,”pungkasnya.