Bogor

Marlyn Maisarah Gandeng BMKG Gelar Sekolah Lapang Gempa bumi dan Tsunami di Kabupaten Bogor

75
×

Marlyn Maisarah Gandeng BMKG Gelar Sekolah Lapang Gempa bumi dan Tsunami di Kabupaten Bogor

Share this article

 

Jabarplus.id – Kabupaten Bogor dikenal sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kerawanan bencana cukup tinggi, terutama gempa bumi. Terletak di jalur megathrust selatan Jawa dan dikelilingi sesar aktif lokal, kawasan ini kerap merasakan guncangan kecil hingga sedang. Kondisi tersebut menjadi pengingat nyata bahwa aktivitas tektonik terus berlangsung dan masyarakat harus senantiasa siaga.

 

Menjawab tantangan tersebut, Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Marlyn Maisarah, berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Aula SMKN 1 Cibinong, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini menghadirkan 55 peserta dari berbagai unsur, mulai dari BPBD, TNI/Polri, instansi pendidikan, tenaga kesehatan, SKPD, BUMN/swasta, media, hingga perwakilan masyarakat.

 

Dalam sambutannya, Marlyn Maisarah menekankan pentingnya kesiapsiagaan yang tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif dan berkelanjutan.

“Sekolah Lapang ini bukan sekadar agenda teknis. Ini adalah langkah konkret membangun kesadaran kolektif, memperkuat kapasitas lokal, dan memastikan setiap warga memiliki pengetahuan serta refleks yang tepat saat bencana datang. Dengan demikian, masyarakat mampu melakukan antisipasi dan evakuasi secara benar,” ujarnya.

BACA JUGA  Jaro Ade Pimpin Upacara Penurunan Bendera Merah Putih

 

Sebagai legislator yang membidangi infrastruktur, transportasi, dan kebencanaan, Marlyn menegaskan komitmennya untuk terus mendorong terbentuknya komunitas siaga bencana.

“Kesiapsiagaan bencana adalah tanggung jawab bersama. Partisipasi aktif masyarakat merupakan kunci utama dalam mengurangi risiko bencana. Saya sangat mengapresiasi semangat peserta dan kerja keras BMKG bersama seluruh pihak yang telah berkolaborasi,” tambahnya.

 

Kegiatan SLG turut dihadiri jajaran pimpinan BMKG, di antaranya Deputi Bidang Geofisika, Dr. Nelly Florida Riama, M.Si, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami, Dr. Daryono, S.Si., M.Si, serta Kepala Stasiun BMKG Sukabumi, Agung Sabtaji, S.Si., M.Si.

Agung menjelaskan bahwa tujuan utama SLG adalah memperkuat koordinasi antara BMKG dan para pemangku kepentingan di daerah, termasuk BPBD, agar pesan peringatan dini tsunami dapat tersampaikan secara cepat, akurat, dan terkoordinasi.

 

“Kegiatan ini bukan hanya teknis, tetapi juga membangun budaya tanggap gempabumi dan tsunami di masyarakat. Melalui SLG, masyarakat dilatih agar memahami informasi peringatan dini dan mampu merespons dengan tindakan yang tepat,” jelas Agung.

 

Sementara itu, Dr. Nelly Florida Riama menekankan pentingnya edukasi sejak dini.

BACA JUGA  Sastra Winara Pinta Pemkab Bogor Segera Renovasi SDN Kalongsawah 01 Usai Kebakaran 

“Sekolah dipilih sebagai lokasi strategis karena anak-anak dapat menjadi agen pengetahuan yang menyebarkan informasi kesiapsiagaan kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekitar,” ungkapnya.

 

SLG di Kabupaten Bogor dirancang dengan pendekatan partisipatif, sehingga peserta tidak hanya menerima materi, tetapi juga dilibatkan secara aktif. Kegiatan diawali dengan pembukaan dan penyampaian materi edukasi oleh para narasumber dari BMKG dan BPBD, yang membahas potensi gempa bumi dan tsunami, mekanisme peringatan dini, serta langkah mitigasi yang dapat dilakukan masyarakat.

 

Selanjutnya, peserta mengikuti diskusi dan Table Top Exercise (TTX), yaitu simulasi di ruang rapat yang menguji skenario kebencanaan secara konseptual. Melalui TTX, peserta belajar mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing lembaga dalam penanganan darurat, sekaligus memperkuat koordinasi lintas sektor.

 

Tahapan berikutnya adalah gladi simulasi gempabumi kuat, di mana peserta dilatih untuk melakukan evakuasi mandiri maupun membantu orang lain. Latihan ini menekankan pentingnya ketenangan, kecepatan, dan ketepatan langkah saat menghadapi kondisi darurat.

 

Rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan sesi refleksi bersama, di mana peserta berbagi pengalaman dan menyusun rencana tindak lanjut untuk memperkuat kesiapsiagaan di lingkungan masing-masing.

BACA JUGA  Hut Bhayangkara ke-79, Rudy Susmanto Apresiasi Polres Bogor 

 

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor, Agus Suyatna, menegaskan bahwa kesiapsiagaan harus menjadi bagian dari budaya masyarakat.

“Kita hidup di bumi yang indah sekaligus rapuh. Kesiapsiagaan bukan hanya jargon, tetapi harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. SLG ini menjadi pembelajaran bersama agar kita selalu siap menghadapi potensi bencana,” ujarnya.

 

Di akhir kegiatan, Marlyn Maisarah kembali mengingatkan pentingnya keberlanjutan pengetahuan yang diperoleh.

“Jadikan ilmu ini bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi sebarkan kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat luas. Partisipasi aktif kita semua adalah modal penting menuju Kabupaten Bogor yang lebih tangguh, siap, dan selamat dari bencana,” pungkasnya.

 

Dengan terselenggaranya Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami ini, diharapkan tumbuh budaya kesiapsiagaan yang berkelanjutan di tengah masyarakat. Kabupaten Bogor pun diharapkan mampu menjadi contoh daerah yang tidak hanya waspada, tetapi juga benar-benar siap menghadapi ancaman bencana dengan pengetahuan, keterampilan, dan refleks yang memadai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *