Jabarplus.id – Perdana Menteri (PM) Jepang, Shigeru Ishiba, resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan tertinggi pemerintahan pada Senin 8 September 2025.
Meski demikian, Ishiba menegaskan dirinya tetap akan menjalankan tugas hingga penggantinya terpilih melalui pemilihan kepemimpinan darurat yang akan digelar oleh Partai Demokrat Liberal (LDP).
Langkah Ishiba ini sebenarnya tidak datang tiba-tiba. Sebelumnya, ia sempat mendapat tekanan besar usai kekalahan partainya dalam pemungutan suara majelis tinggi pada Juli lalu.
Meski awalnya menolak seruan untuk mundur, Ishiba akhirnya memilih menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan.
“Dengan Jepang telah menandatangani perjanjian perdagangan dan presiden telah menandatangani perintah eksekutif, kita telah melewati rintangan utama,” ujar Ishiba dalam konferensi pers.
“Saya ingin menyerahkan tongkat estafet kepada generasi berikutnya,” tambahnya.
Dampak Politik dan Ekonomi
Keputusan pengunduran diri ini menimbulkan kekhawatiran baru terkait stabilitas politik di Jepang.
Situasi tersebut berdampak langsung pada pasar finansial. Aksi jual besar-besaran terhadap mata uang Yen terjadi, mencerminkan keraguan investor atas kepastian arah kebijakan pemerintah pasca-Ishiba.
Partai Demokrat Liberal kini tengah bersiap menggelar pemilihan darurat untuk menentukan sosok pengganti Shigeru Ishiba.
Nama-nama kandidat potensial mulai dibicarakan di internal partai, meski belum ada yang diumumkan secara resmi.
Bagi Jepang, transisi kepemimpinan ini menjadi momentum penting untuk menata kembali kepercayaan publik sekaligus menjaga stabilitas ekonomi dan politik di tengah tantangan global.
(s)
