Jabarplus.id – Para pendaki protes soal regulasi baru untuk menuju Gunung Halimun Salak via jalur pendakian Ajisaka, Bogor, Jawa Barat.
Bentuk protes itu disampaikan melalui media sosial dengan bernarasikan boikot pendakian melalui jalur pendakian Ajisaka.
Menurut sebagian pendaki regulasi baru itu dinilai abu-abu dan merugikan para pendaki yang akan mendaki di Gunung Halimun Salak.
Ada dua regulasi yang disoalkan oleh para pendaki yakni mengenai deposit dan penggunaan kamera profesional.
Namun aksi para pendaki itu ditanggapi dengan santai oleh pengelola jalur pendakian Ajisaka.
Menurut R. Surya Wijaya regulasi itu dibuat bukan tanpa sebab. Pasalnya sebagian pendaki ada yang tak menghiraukan brefing maupun aturan dari petugas.
“Jadikan awalnya dari opini pribadi dan memprovasi yang lain tentang regulasi, terutaman yang membuat akun itu yang menurutnyq merasa dirugikan,”ujarnya kepada Jabarplus.id, Sabtu (27/7).
Dia menceritakan adanya regulasi ini juga lebih menekankan kepada situasi dan kondisi di lapangan.
“Karena beberapa pendaki itu, sebelum ada regulasi itu, aturan brefing dan aturan yang ada baik tertulis atau tidak, itu tidak diindahkan,”katanya.
R. Surya Wijaya juga menggapai soal dua regulasi yang viral tersebut. Dimana kata dia untuk deposit, pendaki dapat mengambil uangnya kembali.
“Itu adalah bentuk jaminan dan komitmen. Karena sebelum mendaki juga mereka isi formulir dan sudah ditanda tangani,”tambahnya.
“Dengan adanya deposit yang viral, itu kan kami kembalikan sesuai dengan komitmen yang kita sampaikan,”sambungnya.
Kemudian terkait dengan kamera profesional yang diadakan tarif dalam regulasi yang baru itu. Kata Surya izinya ada di pimpinan atas.
“Misalnya temen-temen ada yang naik kesini bawa kamera, itupun belum tentu bisa di bawa juga, kan proses suratnya harus tanda tangan sama atasan,”imbuhnya.
Kendati begitu, dia tak mempersoalkan ketika jalur pendakian yang berlokasi di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor itu di boikot.
Ia menilai protes itu hanya dilakukan oleh sekelompok orang saja, namun tidak dengan pendaki lainnya.
“Kalo regulasi ini kelompok kecil mereka taat turun masih sesuai waktu dan dengan adanya regulasi ini malah kami menimalisir pekerjaan SAR,”pungkasnya.