Jawa Barat

Pasar Tradisional Tagog KBB Resah Harga Minyak Kita Melonjak

46
×

Pasar Tradisional Tagog KBB Resah Harga Minyak Kita Melonjak

Share this article
Ilustrasi Minyak Kita. Foto :Perum Bulog

Jabarplus.id,KBB– Sejumlah pedagang di Pasar Tradisional Tagog, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menaikan harga minyak kita.

Hal ini didasari karena pemerintah melalui Menteri Perdagangan (Mendag) berencana akan menaikan harga minyak subsidi minyak kita dari semula harga Rp 14.000 menjadi Rp 15.700 perliter.

Bacajuga:https://www.jabarplus.id/pemprov-jabar-antisipasi-kekeringan-dengan-sistem-pompanisasi/

Salah satu pedagang, Sumiati mengatakan, meski Harga Eceran Tertinggi (HET) belum resmi naik, dirinya bersama sejumlah pedagang telah menaikan harga minyak goreng minyak kita sejak Minggu lalu.

“Naik Rp1.000, jadi harga Minyakita Rp15.000 per liternya,”ujar kepada Jabarplus.id, Kamis (18/7).

BACA JUGA  KAMMI Sukabumi Dorong Transparansi Penggunaan Anggaran Pemilu 2024

Ibu dua anak ini mengungkapkan alasannya menaikan harga minyak kita, lantaran dari distribusinya harga minyak goreng itu mengalami kenaikan.

“Kita ngikutin dari distributornya, naik Rp500, tapi kami para pedagang disini sepakat menjualnya di harga Rp15.000 per liter,”ucapnya.

Bacajuga:https://www.jabarplus.id/tpa-sarimukti-overkapasitas-legok-nangka-jadi-solusi/

Kondisi tersebut membuat pedagang di Kabupaten Bandung Barat merasa kwartir, seperti halnya di sejumlah pasar Kota Bandung seperti Kosambi harga Minyakita mendekati di angka Rp17.000 per liter.

“Adik saya orang Bandung, dia kalau belanja ke Pasar Kosambi. Harga disana sudah mau menyentuh Rp17.000 per liter. Kita sebagai pedagang di Padalarang pun khawatir seperti itu,” jelasnya.

BACA JUGA  PPDB SMPN 3 Citeureup : Orang Tua Geram, Anak Diterima tapi Didiskualifikasi

Sumiati menambahkan, Minyak Kita merupakan minyak yang paling diburu oleh masyakarat Kabupaten Bandung Barat.

Kendati begitu, Ia  berharap rencana pemerintah menaikan HET Rp1.000 untuk dihapuskan.

“Berharap HET nya sudah aja di Rp14.000 per liter. Jangan naik-naik lagi, karena ini akan berdampak kepada pedagang. Jika terus naik, namanya bukan minyak goreng bersubsidi, tapi jadi non subsidi yang ada di pasaran,”pungkasnya.

Bacajuga:https://www.jabarplus.id/wisata-bianglala-di-puncak-bogor-bakal-dipindah/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *