Jawa Barat

Aksi Massa Makin Memanas, Gedung DPRD Jabar Dihujani Batu dan Api

524
×

Aksi Massa Makin Memanas, Gedung DPRD Jabar Dihujani Batu dan Api

Share this article
Aksi Massa Makin Memanas, Gedung DPRD Jabar Dihujani Batu dan Api
Massa aksi dari Rakyat Menggugat Negara melakukan aksi di Depan DRPD Jabar. Foto : Istimewa

BANDUNG, jabarplus.id- Kekacauan melanda Gedung DPRD Jabar pada Kamis (22/8) sore ketika aksi massa dari gerakan ‘Rakyat Menggugat Negara’ semakin memanas.

Demonstrasi yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini memuncak dengan lemparan batu, pembakaran ban dan spanduk, serta pelemparan botol molotov ke arah gedung.

Massa aksi yang telah berkumpul selama enam jam, semakin frustasi ketika tuntutan mereka tidak direspons oleh anggota DPRD Jabar Pada pukul 16.28 WIB.

Aksi pembakaran spanduk masih terjadi di depan gedung. Sebelumnya, pada pukul 15.52 WIB, demonstran terlihat melemparkan botol bekas ke arah halaman gedung.

BACA JUGA  Siloam Hospitals Berikan Layanan Kesehatan Gratis untuk Pelari

Pada pukul 15.00 WIB, salah seorang demonstran memanjat pagar depan gedung DPRD dan menyemprotkan pilox ke arah CCTV.

Tindakan ini merupakan bagian dari aksi yang lebih besar untuk menunjukkan kemarahan mereka terhadap ketidakadilan yang terjadi.

Indra, perwakilan dari Front Rakyat Menggugat Negara, mengungkapkan bahwa pihaknya bersama masyarakat luas akan terus menentang ketidakadilan.

“Kami mengundang seluruh masyarakat untuk hadir dan terlibat, baik hari ini maupun hari-hari berikutnya, sebagai bentuk kemarahan kita terhadap kekerasan negara dan ketidakadilan,” ujar Indra.

Dia menegaskan ketidakpercayaan mereka terhadap pemerintah dan DPR, menyebutkan bahwa masyarakat saat ini merasa tertindas.

BACA JUGA  Pilu ! Puluhan Siswa SDN 1 Babakan Talang Belajar di Lapangan

“Kami akan terus menyuarakan apapun. Kami akan tetap berdiri disini meluapkan kemarahan dan emosi, serta akan melakukan audiensi dengan siapapun,” tambahnya.

Indra menjelaskan bahwa aksi tersebut melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk buruh, pelajar, mahasiswa, dosen, dan guru.

“Kami tidak memiliki tuntutan spesifik, karena setiap elemen masyarakat yang tertindas akan menyuarakan kekecewaannya masing-masing,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *