Opini

Perempuan dan Sejarah Panjang Peradaban Manusia

1855
×

Perempuan dan Sejarah Panjang Peradaban Manusia

Share this article
Perempuan dan Sejarah Panjang Peradaban Manusia
Ketua BEM FKIP Universitas Pakuan, Adinda Paradila. Foto : Jabarplus.id

Oleh: Ketua BEM FKIP Universitas Pakuan, Adinda Paradila

Jabarplus.id, BOGOR – Perempuan selalu menjadi sosok sentral yang memainkan peran krusial dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka adalah penjaga kebijaksanaan, penggerak perubahan, dan sumber inspirasi yang tak terhingga.

Namun, meskipun peran mereka begitu vital, pengakuan dan penghargaan terhadap kontribusi perempuan sering kali terabaikan.

Kata ‘perempuan’ berasal dari kata dasar “empu” yang dalam bahasa Melayu lama memiliki arti “tuan” atau pemilik. Kata ini kemudian mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’ sehingga menjadi ‘perempu-an’, yang berarti seorang yang dihormati atau diutamakan.

Seiring waktu, makna kata ini berkembang dan mengalami perubahan. Pada awalnya, kata ‘perempuan’ mungkin merujuk kepada seseorang yang memiliki kedudukan atau kehormatan. Dalam konteks modern, kata ini secara spesifik digunakan untuk menyebut jenis kelamin wanita.

Dapat dilihat bahwa kata ‘perempuan” pada awalnya mengandung makna kehormatan dan penghormatan, yang seharusnya tetap menjadi pandangan kita terhadap perempuan dalam masyarakat saat ini.

Perempuan sering kali diibaratkan sebagai tiang tengah rumah tangga, yang menyangga seluruh struktur dengan kekuatan dan kelembutan mereka.

 

Peran ini, yang sering dianggap remeh, sebenarnya adalah pondasi dari masyarakat yang kuat. Melalui peran sebagai ibu, perempuan mengemban tanggung jawab besar dalam mendidik dan membentuk karakter anak-anak, yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa.

Pendidikan yang mereka berikan tidak hanya terbatas pada ilmu pengetahuan, tetapi juga mencakup nilai-nilai moral, etika, dan kebijaksanaan hidup.

Dengan demikian, perempuan secara tidak langsung membangun dasar bagi masyarakat yang berbudaya dan beradab.

Di luar lingkup rumah tangga, perempuan juga telah menunjukkan keunggulan mereka dalam berbagai bidang.

Sejarah mencatat banyak perempuan hebat yang telah memberikan kontribusi besar dalam ilmu pengetahuan, seni, politik, dan bidang lainnya.

Contoh nyata adalah Marie Curie, yang melalui penelitiannya dalam bidang radioaktivitas, membuka jalan bagi kemajuan ilmu pengetahuan modern.

Ada juga Malala Yousafzai, seorang aktivis pendidikan yang dengan berani memperjuangkan hak anak perempuan untuk mendapatkan pendidikan, meskipun menghadapi ancaman kekerasan.

Namun, meski banyak perempuan telah mencapai prestasi luar biasa, jalan menuju kesetaraan gender masih panjang dan penuh tantangan.

Diskriminasi berbasis gender, kekerasan terhadap perempuan, dan ketidaksetaraan dalam kesempatan kerja adalah beberapa masalah yang masih sering dihadapi oleh perempuan di seluruh dunia.

Perempuan sering kali harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan pengakuan yang sama dengan rekan laki-laki mereka.

Kesenjangan upah masih menjadi masalah yang signifikan, di mana perempuan sering kali dibayar lebih rendah dibandingkan laki-laki untuk pekerjaan yang sama.

Perempuan yang melawan adalah simbol kekuatan, keberanian, dan tekad yang tak tergoyahkan. Mereka berdiri tegak di tengah arus patriarki, menantang norma-norma usang, dan memecahkan belenggu ketidakadilan.

Dalam setiap langkah mereka, perempuan yang melawan menunjukkan bahwa keberanian sejati bukan hanya tentang keberanian fisik, tetapi juga tentang keberanian untuk berpikir berbeda, berani menyuarakan kebenaran, dan berani memperjuangkan apa yang benar.

Perempuan yang berani melawan adalah pembawa obor perubahan. Mereka adalah pionir yang menerobos batasan-batasan yang telah lama membatasi potensi perempuan.

Mereka menginspirasi generasi berikutnya dengan menunjukkan bahwa ketidakadilan bukanlah takdir yang harus diterima, tetapi tantangan yang harus dihadapi dan diubah.

Meski demikian, perjuangan untuk kesetaraan gender tidak akan pernah sia-sia. Banyak organisasi dan gerakan sosial yang terus berjuang untuk memperbaiki kondisi ini.

Kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender semakin meningkat, dan semakin banyak pihak yang mendukung pemberdayaan perempuan.

Dukungan ini datang tidak hanya dari kalangan perempuan, tetapi juga dari laki-laki yang menyadari bahwa kesetaraan gender akan membawa manfaat bagi seluruh masyarakat.

Pemberdayaan perempuan adalah kunci untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera.

Ketika perempuan diberikan akses yang sama terhadap pendidikan, pekerjaan, dan kesempatan lainnya, mereka tidak hanya mampu meningkatkan kualitas hidup mereka sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan masyarakat secara keseluruhan.

Perempuan yang diberdayakan adalah agen perubahan yang dapat menginspirasi orang lain untuk mencapai potensi maksimal mereka.

Selain itu, perempuan memiliki perspektif unik yang sangat berharga dalam pengambilan keputusan.

Dengan melibatkan perempuan dalam berbagai tingkat kepemimpinan dan pembuatan kebijakan, kita dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil lebih inklusif dan mempertimbangkan kebutuhan semua anggota masyarakat.

Hal ini akan membawa dampak positif dalam menciptakan kebijakan yang lebih adil dan berkelanjutan.

Pada akhirnya, pengakuan dan penghargaan terhadap kontribusi perempuan adalah langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan seimbang.

Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mendukung perempuan dalam mencapai potensi penuh mereka dan memastikan bahwa suara mereka didengar dan dihargai.

Dengan demikian, kita tidak hanya memperjuangkan kesetaraan gender, tetapi juga membangun fondasi untuk masa depan yang lebih cerah dan sejahtera bagi semua orang.

Perempuan adalah kekuatan yang menginspirasi dunia, dan dengan saling mendukung, kita dapat menciptakan perubahan yang berarti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *